Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

UNSUR PENDUKUNG TARI KREASI

Gambar
     SENI BUDAYA KELAS 9 BAB VI UNSUR PENDUKUNG TARI KREASI A. Unsur Pendukung Tari Tari sebagai bentuk seni merupakan salah satu sajian pertunjukan yang mengarah pada estetika manusia. Keindahan dalam tari hadir demi suatu kepuasan, kebahagian, dan harapan batin manusia, baik sebagai pencipta, penari, maupun penikmatnya. Kehadiran tari di depan penikmat/penonton bukan hanya menampilkan serangkaian gerak yang tertata baik, rapi, dan indah semata, melainkan juga perlu dilengkapi dengan barbagai unsur pendukung dalam penampilannya. Dengan demikian tari akan mempunyai daya tarik atau pesona bagi penonton yang menikmatinya.  Unsur-unsur pendukung dalam tari antara lain adalah iringan (musik), tata busana (kostum), tata rias, tempat, tata lampu, dan tata suara (sound). 1. Iringan (Musik) Musik dan tari merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Keberadaan musik di dalam tari memiliki tiga aspek dasar yang kaitannya dengan tubuh dan kepribadian manusia, yaitu me

TARI KREASI

Gambar
    SENI BUDAYA KELAS 9 BAB V TARI KREASI Tari kreasi baru, memiliki kebebasan dalam penciptaan, beberapa koreografer yang memiliki inspirasi dari daerah-daerah lain. Sehingga tarian tersebut sering disebut dengan tari kreasi baru. A. Pengertian Tari Kreasi Pada awalnya, tari kreasi merupakan pengembangan dari tari rakyat dan tari klasik.  Tari kreasi baru, muncul karena adanya panduan gerak dari berbagai daerah atau dengan masuknya gerak tari dari negara lain, dikembangkan dengan unsur tradisi yang ada dan iringan musik yang bervariasi sehingga menjadikan tari di Indonesia semakin beragam.  Tari kreasi mempunyai bentuk mengekspresikan artistik yang bersifat individual dan lebih menekankan pada ekspresi dan estetika dari pertunjukannya.  Pengertian tari kreasi adalah jenis tari yang koreografinya masih bertolak pada tari tradisional atau pengembangan dari pola-pola tari yang sudah ada.  Terbentuknya tari kreasi karena dipengaruhi oleh gaya tari daerah lain atau negara lain maupun hasil

PENGOLAHAN RUANG, WAKTU DAN TENAGA SESUAI IRINGAN

Gambar
    SENI BUDAYA KELAS 7 BAB VI PENGOLAHAN RUANG, WAKTU DAN TENAGA SESUAI IRINGAN Bentuk penyajian tari dapat berupa tari tunggal, tari berpasangan, dan tari berkelompok. Pengolahan pola lantai pada setiap bentuk penyajian tari tentu akan berbeda. Tari tunggal pengolahan pola lantai dilakukan secara individu, pada tari berpasangan pengolahan lantai dilakukan berdua dan pada tari kelompok dilakukan memerlukan kerja sama. Ruang, waktu, dan tenaga pada gerak tari merupakan satu  kesatuan utuh. Ketika seseorang melakukan gerak berarti telah membentuk ruang, memerlukan waktu serta memerlukan tenaga. Seorang penari harus mampu mengolah ruang, waktu dan  tenaga sehingga gerak yang dilakukan tampak dinamis. Seorang penari harus mampu mengolah ruang, waktu dan tenaga sehingga gerak yang dilakukan tampak dinamis. Pengolahan ruang, waktu, dan tenaga di dalam gerak tari berkaitan dengan beberapa karakteristik. Karakteristik gerak di dalam ruang, waktu, dan tenaga antar

RUANG, WAKTU DAN TENAGA PADA GERAK TARI

Gambar
  SENI BUDAYA KELAS 7 BAB V RUANG, WAKTU DAN TENAGA PADA GERAK TARI   Pengertian Elemen Gerak Tari Elemen dasar tari adalah gerak.  Di dalam gerak mencakup ruang, waktu, dan tenaga.  1. Ruang  Jika kamu melakukan gerakan di tempat tanpa berdiri berarti melakukan gerak di ruang pribadi, sedangkan jika kamu bergerak berpindah tempat, maka kamu melakukan gerak di ruang umum. Gerak di dalam ruang dapat dilakukan sendiri, berpasangan, dan berkelompok Gambar diatas menunjukkan gerak pada ruang pribadi secara berkelompok. Setiap penari melakukan gerakan yang berbeda. 2.  Waktu  Setiap gerak yang dilakukan membutuhkan waktu, baik gerak estetis maupun gerak fungsional. Gerak fungsional seperti berjalan menuju ke sekolah tentu membutuhkan waktu. Jika jarak yang di tempuh dekat maka waktu yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan dengan jarak jauh. Jika jarak jauh ingin sama cepatnya dengan jarak dekat tiba di tempat, maka gerak yang dilakukan haruslah memiliki kecepatan dua atau tiga kali dari